Headlines

Sadarkan Diri Di Ramadhan Tahun Ini

Oleh: Uwasy Al Qorny

“Muhasabah Ramadhan” , kembali lagi, telah menyita perhatian kita sekarangan ini, khususnya masyarakat yang sedang istiqomah menganut ajaran agama Islam. Beberapa organisme dan kalangan- kalangan yang terderet dalam agama ini kembali dan memulai menyibukkan diri dengan beberapa hal positif yang nyaris menjadi simbol keberkahan pada Ramadhan.

Beberapa agenda bulan ramadhan mungkin telah terjadwalkan; mulai dari tadarusan, tarawihan, bukberan, nyore atau yang sering disebut nyari malam dan juga beberapa hal lainnya. Namun ada satu agenda yang mempunyai peran penting dalam ramadhan, namun kerap sekali terlupakan. Iya, Muhasabah diri di bulan ramadhan atau bahasa yang masyhur digunakan adalah intropeksi diri, yaitu dengan meninjau dari segi sikap, perbuatan anggota badan, kelemahan, kesalahan dan beberapa hal lainnya.

Jadi agenda Muhasabah diri sudah sering terbincangkan namun fakta di lapangan kurang sering diamalkan, dan dalam artikel ini, kami berusaha menyuguhkan dengan sesuatu yang tidak biasa agar tidak klise dan tetap menarik untuk dibaca.

Untuk dalil bermuhasabah sudah sering kali dipublikasikan seperti yang telah terfirman dalam Al Qur’an  AL Hasyr: 18. Allah berfirman “hai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. selain itu, sedikit meminjam bahasa para ilmuan bahwa manusia mempunyai kesempatan menghisab dirinya sendiri sebelum dihisab langsung oleh Allah SWT. Nnti di akhirat.

jika bermain lagi dalam sejarah hampir semua rasul telah ber’uzlah dan berkhulwat yang keduanya juga berma’na muhasabah, seperti enam tahun sebelum dilantik menjadi nabi, Nabi muhammad saw aktif menjalani ‘uzlah dan khalwah di gua hira.

Oleh karena itu, Sudah saatnya dan tidak perlu ditunda lagi untuk kita berintrospeksi diri di bulan Ramadhan tahun ini, menyadari bahwa perilaku dan sikap kita yang tidak positif untuk tidak diamalkan, mengobati qolbu yang sedang sakit karena beratnya beban kehidupan. Muhasabah diri bisa dengan bayk cara diperatekkan; seperti beri’tikaf dimasjid dengan beribadah serambi merenungi perilaku kehidupan di Ramadhan sebelumnya secara mendalam.

Mari rayakan ibadah puasa tahun ini dengan keberkahan yang seyogyanya, jangan hanya jadikan puasa kita bisa terimbangi dengan perilaku kambing. Yang hanya dengan menahan perut dari makanan dan menahan kemaluan dari kebutuhan biologisnya. Sedikit mengutip ma’na tersirat dari keterangan ustadz bakiruddin bahwa esensi puasa itu ada 3 tingkatan “pertama, hanya menahan perut dari makanan dan menahan kemaluan dari kebutuhan simbiologisnya. Kedua, melakukan tingkatan pertama dengan menambah tidak melakukan seluruh anggota badan untuk bermaksiat. Ketiga, melakukan tahap pertama dan kedua kemudian dengan tidak memasukan sedikitpun sesuatu dalam hati kecuali tentang Allah SWT” .dan kita bukan saatnya lagi pada tingkatan yang pertama, terlebih seorang santri yang sudah setiap saat bergelumuran dengan keagamaan sudah saatnya untuk meningkatkan kualitas ibadah puasanya.

Ada salah satu doa yang telah dilafalkan nabi dan disebutkan dalam hadist at Tirmidzi  اللهم أهله علينا باليمن والإيمان والسلامة والإسلام ربي وربك الله “Ya Allah, mohon hadirkan awal Ramadhan kepada kami dengan penuh ketentraman, dan dengan penuh kekuatan iman, sehat dan selamat, dan dengan kekuatan islam. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah” Do’a ini dibaca agar kita diberikan kekuatan Islam dan iman serta kekuatan fisik kita agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan berkah sampai akhir Ramadhan.

Leave a Reply