Headlines

Allah Dulu, Allah Lagi Dan Allah Terus

Oleh: Uwasy al Qorny

Tak ada adzab yang lebih ngeri yang akan dilemparkan kepada para makhluk Tuhan, tak ada bala’ yang lebih dahsyat yang akan tertuang pada suatu kenegaraan dan tak ada penyiksaan yang lebih kejam yang akan dihadirkan pada setiap kepribadian. Kecuali perilaku dan tingkah makhluk alam yang lupa dari mana ia dilahirkan. Lupa akan tujuannya untuk apa ia dilahirkan. Lupa akan dirinya bahwa ia mempunyai tanggungan dan kewajiban

Sudahkan kita merasa? Bagaimana cara Allah, memperlakukan kita dengan begitu baiknya? sudahkan kita mengetahui bahwa setia detik langkah kita selalu ada Kehendak Allah yang senantiasa menjaga kita? Menstalking kita setiap harinya, Menutup aib kita yang seandainya jika para tetangga tahu gak mungkin mau bersama kita, selalu menyempurnakan kebutuhan kita, yang tidak satupun orang yang mampu menyempurnakannya.

Sudahkan kita sadar bahwa Allah selalu bersama kita? Pernahkah kita  mendengar  bahwa pada saat  Nabi Muhammad SAW diejek oleh Ummu Jamil istri abu lahab akibat lambatnya Wahyu turun,  Nabi muhammad dicaci maki oleh seorang perempuan yahudi dengan ejekan tuhanmu telah meninggalkanmu akibat kamu tidak qiyamul layl, seketika itu Allah datang,  Allah bersumpah, Allah menenangkan hati Muhammad seraya berkata “(1) Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), (2) dan demi malam apabila telah sunyi. (3) Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.” (Q.S ad-dhuha 1-3).

Allah tidak pernah berkata males mendengarkan curhatan hambanya. Allah tidak bosan menonton story Hambanya. Bahkan, jikalau hambanya dalam keadaan terpuruk pun, dalam keadaan tidak ada satupun makhluk alam yang menyukainya, tidak ada satupun manusia yang memaafkan kesahalannya.  Allah tetap selalu berkata “sini-sini, curhatlah kepadaku…! Mintalah apa saja yang engkau mau, niscaya aku akan mengabulkan semuanya (Q.S al-Ghafir 60 )” , Allah tidak akan pernah meninggalkan kita, Allah tidak akan membiarkan hambanya kenapa-kenapa, Allah sang maha pencipta tidak akan membiarkan ciptaannya rapuh bahkan runtuh begitu saja.

Sudah saatnya kita sadar, bahwa Allah selalu ada untuk kita, Allah selalu mengawasi kita, Allah satu-satunya tempat kita kembali, Allah satu satunya tempat kita berharap. Jangan hanya jadikan kata “Tenang, Allah bersama kita” sebagai ungkapan saja, jangan sampai jadikan kata “gak papalah, Allah pasti ngerti” sebagai kerukhshohan (kesempatan) saja. Tapi  Dalam keadaan apapun, suasana dan tempat dimana manapun tetap jadikan Allah sebagai is the best in all of nature. tetap jadikan Allah menjadi nomor satu yang tidak ada duanya.

Ingat terus slogan orang baik yang pernah berkata “Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus”. Mari kita doktrin kita untuk selalu  melakukan tatayyum (kekuatan cinta paling tinggi yaitu cinta pada Allah SWT), jangan hanya isyk, syauq, shabah apalagi hanya ithf dan intifa’.

Selain itu 5 kategori cinta yang dipaparkan oleh imam Al Ghazali harus juga tertanam dan berdarah daging dalam diri kita. Diantara, Pertama, cinta kepada diri. Kedua, cinta kepada setiap orang yang berbuat baik kepadanya. Ketiga, cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat baik kepada orang lain, meski kebaikan itu tidak diperbuat untuknya. Keempat, cinta pada setiap sesuatu secara materi. Kelima, kecintaan yang disebabkan satu frekuensi yang terjalin dalam diri masing-masing orang yang saling mencinta.

Oleh karena itu, di Ramadhan tahun ini, sudah seharusnya kita Kembalilah kepada Allah, sudah terlalu jauh kita pergi darinya, sudah terlalu jauh kita healing tanpanya, sudah terlalu lama kita tidak memprioritaskanya. Pada hakikatnya, satu-satunya rumah kita kembali, satu-satunya rumah kita meluapkan keluh kesah, satu-satunya rumah yang tidak ada penolakan sama sekali adalah Allah SWT.

Ramadhan ke- 4

Refrensi: – Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili,

                 – Ihya Ulumuddin/ imam al-Ghazali jilid 4 hal 298

Leave a Reply