Penulis :Uwasy Al-qorny (Alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum)
mubakid.or.id – Generasi bangsa ini. Pembahasan ini mungkin sudah terasa sangat hambar jika melulu pada beberapa ranah yang dapat membanggakan bangsa dan negara, dimana hal ini selalu digeluti oleh kalangan para Pemuda bangsa. Kehambaran ini akan sedikit terasa renyah jika diselidiki langsung perihal urgensi Generasi bangsa yang sampai saat ini belum sempurna dengan seyogyanya.
Oleh sebab itu, kami akan membuka tabir pengetahuan tentangnya. Salah satunya ialah perihal bahasa, dimana tidak jarang dan tidak sedikit Generasi bangsa yang tidak paham betul akan bahasa yang ia gunakan setiap harinya. hal ini merupakan tanggung jawab besar bagi kami sebagai direksi yang beramanah bahasa. Di sini kami akan membahas tuntas perihal yang berkaitan dengan bahasa yang kita gunakan setiap harinya; Bahasa Indonesia.
Istilah kata ‘Indonesia’ sendiri berakar dari bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh para Cendekiawan Pribumi Nusantara yang belajar ke luar negeri.
Istilah kata ‘Indonesia’ sendiri berakar dari bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh para Cendekiawan Pribumi Nusantara yang belajar ke luar negeri. Kemudian istilah ‘Indonesia’ sering digunakan untuk menyebut Hindia Belanda, yakni kepulauan Nusantara yang pada saat itu berada dalam Pemerintahan kolonial Belanda. Jadi tidak heran jika kata “Kolonial Belanda” sering kita dengar jika mempelajari sejarah Nusantara.
Mayoritas bahasa sebelum lahirnya bahasa Indonesia pada hakikatnya, Bahasa Melayu yang merupakan ruh dan jiwa dari bahasa Indonesia. Hal ini selaras dengan Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, menyatakan bahwa bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, dimana bahasa melayu telah banyak digunakan sebagai bahasa perhubungan bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara sejak abad ke-7. Salah satu bukti penggunaan Bahasa melayu tersebut ditemukan di prasasti di Palembang pada 683 yang penulisannya menggunakan Bahasa Melayu.
Bahasa Melayu juga dipakai di seluruh wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan Bahasa Melayu.
Kesuksesan Nasional telah mendorong perkembangan Bahasa Indonesia dengan pesat.
ara Pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kesuksesan Nasional telah mendorong perkembangan Bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai Bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Dalam hal ini, mungkin ada beberapa hal janggal yang perlu di klarifikasi kembali tentangnya, salah satunya; mengapa yang jadi bahasa pemersatu bahasa Indonesia kok bukan bahasa Melayu? alasan tidak digunakan istilah ‘bahasa Melayu’ terdapa dua alasan, yaitu agar terhindarnya supremasi bangsa Melayu, sedangkan yang kedua adalah bahasa Indonesia bukan murni bahasa melayu melainkan hanya pengembangan dari bahasa Melayu yang kemudian bercampur aduk menyerap dengan bahasa-bahasa lainnya yang digunakan oleh penduduk Nusantara sepanjang sejarah, sehingga tidak bercorak Melayu saja. Jadi pada intinya adalah bahasa Indonesia lahir dari bahasa melayu yang kemudian berkembang dengan mengikuti transisi keadaan.