Oleh: M Agil Sholeh
mubakid.or.id – Agaknya tidak asing lagi ditelinga umat islam, ya khususnya bagi santri apa itu tawassul. Agak mustahil ada santri yang tidak tau apa itu tawassul apalagi tidak pernah bertawassul. Terkadang kita hanya tau bertawassul saja tetapi tidak mengetahui definisi dan maksud dari tawassul itu sendiri, kebanyakan orang yang bertawassul kepada nabi, ulama’, dan lainnya yang telah mendahului kita itu tidak tau apa tujuannya. Oleh karenanya perlulah bagi kita untuk mengetahui apa itu tawassul, sedangkan saat kita hendak memulai suatu majelis ilmu di kelas pasti di awali dengan tawassul setelah berdoa.
Apa sih tawassul itu?, secara makna kamus tawassul itu bermakna mengambil wasilah atau pelantara sedangkan definisinya sendiri ada yang mendefinisikan bahwa tawassul ialah salah satu alur doa dan pintu dari beberapa pintu menghadap Allah SAW. Berarti secara tidak langsung orang yang bertawssul kepada asmaul husna, nabi atau ulama’ itu mendekatkan dirinya kepada Allah hanya saja melalui perantara orang-orang yang dekat dengan allah, seperti Ulama’, Habaib dan Wali Allah, sehingga Orang yang kita tawassuli sebagai medium orang dalam kita mendekatkan diri kepada Allah agar ibadah dan doa kita lebih diterima dan dikabukan oleh Allah. Sama halnya dengan kita sowan, yaitu sebagaia upaya Mendekatkan diri kepada orang yang sudah dicintai Allah dengan bertawassul padanya maka secara otomatis orang yang bertawassul juga akan dicintai olehNya dikarenakan sudah mendekatkan dirinya kepada kekasihNya contoh:
اللهم إنى أتوسل اليك بنبيك محمد صلعم او اتسل اليك بأب بكر الصدق
Artinya: ya Allah aku bertawassul kepadaMu dengan nabi Muhammad SAW atau aku bartawassul dengan abu Bakar AS-siddiq.
Merujuk pada Al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 35:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya (wasilah) dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat keberuntungan”.
Disamping itu, tawassul juga termasuk amal sholeh. Tawassul tidak terpaku terhadap ucapan seperti contoh di atas, akan tetapi boleh dengan amalan sholeh seperti puasa, sholat, membaca Al-qur’an ataupun shadaqoh. Maksudnya orang yang melakukan amalan sholeh juga dikatakan bertawassul, dalam artian orang tersebut mendekatkan dirinya kepada Allah dengan amalan sholeh yang ia kerjakan. Opsi diatas berlandasan dalil di bawah ini:
لم يختلف أحد من المسلمين في مشروعية التوسل إلى الله سبحانه وتعال بالأعمال الصالحة ، فمن صام أو صلى أو قرأ القران أو تصدق، فإنه يتوسل بصيامه و صلاته و قرأته و صدقته، بل هو أرجى في القبول وأعظم في نيل المطلوب.
Ada hadist yang menjadi patokan tawassul yang merupakan ceritanya ashabul gor yang dimana ada tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu bertawassul dengan amalan soleh yang pernah dia lakukan. Orang pertama bertawassul kepada Allah dengan pengabdiaannya kepada orang tuanya, kedua bertawassul kepada Allah dengan telah meninggalkan keburukan, ketiga bertawassul kepada Allah dengan melaksanakan amanah dan menjaga harta yang bukan miliknya lalu menyerahkan keseluruhannya kepada pemiliknya.
Di atas sudah jelas mulai dari definisi dan tujuan tawassul, jadi tidak mungkin lagi bagi para santri untuk tidak pernah sekali bertawassul, faktanya santri sudah setiap hari melakuan amalan sholeh seperti sholat, mengaji dan lainnya, yang mana hal termasuk juga termasuk tawassul atau pelantara menuju Allah SAW.
Referensi Kitab: مفاهيمم يجب أن تصحح