Headlines

Berotak Jerman, Berhati Makkah

Penulis: Uwasy Al-Qorny (Santri PPMU Bakid yang meneruskan rihlah keilmuannya di Universitas Al-Azhar Kairo)

mubakid.or.id – Sepertinya dunia pendidikan masyarakat Indonesia masih berada pada suatu masalah yang menyebabkan bangsa ini punya rating rendah dan sulit untuk bertambah. Bahkan, berdasarkan data yang dipublikasikan oleh World Population Review pada tahun 2021 lalu, Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam tingkat pendidikan dunia.

Bahkan untuk negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih kalah dibanding Singapura yang berada diperingkat 21, Malaysia peringkat 38, dan Thailand diperingkat 46.

Pembahasan tentang rendahnya dunia pendidikan di Indonesia, juga sering mengalir kepada masyarakat pesantren yang notabene-nya setiap hari selalu bergelimang dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, perlu adanya kesadaran dan langkah pembenahan yang tak hanya menjadi slogan saja, melainkan juga perlu dibuktikan dengan sebuah data atau pengoptimalan program yang sesuai dengan realita.

Dalam permasalahan ini, penulis teringat dawuh Guru di salah satu majelis ilmu. Beliau K.H Husni Zuhri berdawuh “Bagaimana Santri lebih maju kedepannya, yakni lebih meningkatkan imtaq dan iptek?.” beliau memberikan solusi dengan pribahasaBerotak jerman tapi berhati mekkah. Artinya, selain meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada allah SWT. Kita juga harus menambah sumber daya manusia (SDM), Keilmuan dan wawasan”.

Pribahasa ini bukan hanya jargon atau kolaborasi  tentang dua negara, melainkan terkandung makna bahwa islam harus mampu membandingi keilmuan-keilmuan saintis baik dalam bidang alam maupun sosial, sehingga dapat melahirkan ilmuan muslim yang tidak hanya agamis namun juga berakademis. Sejarah telah menjelaskan bahwa era emas islam datang ketika agamawan tampil sekaligus sebagai ilmuwan. Beberapa bukti dzohir dengan ciri khas Turastnya dan penemuan-penemuan dalam bidang sains.

Figur pribumi yang bisa kita pahami searah dengan pribahasa ini, adalah sosok Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa kita sebut BJ. Habibie, seoarang intelektual Indonesia yang sekaligus mantan presiden ke-3. Kecerdasannya dalam dunia Iptek tidak perlu diragukan. Tidak hanya itu, Kisah seorang BJ. Habibie memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains modern, nasionalisme, dan tentu saja romantisme.

Hari ini, kita ketahui bahwa Jepang memegang kendali ekonomi dunia ke 3 setelah AS dan China. Sisi lain dibalik kebangkitan jepang dalam ekonomi dunia ialah filosofi Monozukuri, yakni sebuah konsep tentang bagaimana melakukan produksi barang yang unggul, bukan tentang kuantitas melainkan kualitas. Selain dalam dunia produksi barang, orang-orang jepang juga memiliki jiwa seni yang tinggi, kita bisa lihat buktinya dalam karya anime atau cartoon yang benar-benar telah menguasai jagat digital.

Sementara itu, telah kita ketahui bahwa Ka’bah tidak bisa dipisahkan dari peradaban islam sebagai agama. Makkah atau Ka’bah merupakan patokan sejarah yang muncul dan berkembangnya peradaban islam pertama di dunia. Hal ini tidak bisa lepas dari sosok Nabi Muhammad dan Ka’bah sebagai simbol pemersatu agama. Tentu saja kita akan paham bahwa sangatlah penting untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap islam dengan sebenar-benarnya cinta.

Berotak Jepang Berhati Ka’bah memiliki makna cukup sederhana, yakni bagaimana muslim kembali tampil sebagai seorang agamawan yang juga sekaligus ilmuwan yang produktif, sehingga dengan demikian, islam akan menemukan jati diri dan kembali ke zaman emas. wallahu a’lam.

Leave a Reply