Headlines

RKH. MOH. MUDDATSTSIR BADRUDDIN : Rahasia Sukses Mengelola Pendidikan Islam (Belajar dari Rasulullah saw)

SAMBUTAN TERTULIS KETUA DEWAN PENASIHAT MAJLIS KELUARGA PENGASUH PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM BANYUPUTIH KIDUL – JATIROTO – LUMAJANG OLEH : RKH. MOH. MUDDATSTSIR BADRUDDIN
PADA SIDANG PLENO YAYASAN MIFTAHUL ULUM
(SOSIALISASI PROGRAM DAN KEBIJAKAN YAYASAN MIFTAHUL ULUM : Red)
BANYUPUTIH KIDUL – JATIROTO – LUMAJANG

Pada Hari Ahad, 22 November 2015

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله القائل : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ
والقائل : وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
والقائل : وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
والصلاة والسلام على سيدنا محمد خير خلقه وعلى اله واصحابه الذين هم المفلحون

Para Kyai, para asatidz, para pejabat pemerintah, segenap pengurus Yayasan Miftahul Ulum dan Pengurus PP Miftahul Ulum Banyuputih Kidul, Jatiroto Lumajang.


Saya mohoh maaf yang sebesar-besarnya tidak bisa hadir langsung pada acara pleno musyawaroh pengurus yayasan Miftahul Ulum yang dilaksanakan pada hari ini dikarenakan sedang diberi ujian oleh Allah SWT dalam keadaan sakit dan sedang dalam pengawasan dokter spesialis saraf, namun tidak mengurangi rasa bangga hati saya secara pribadi maupun sebagai keluarga besar dewan pengasuh pondok pesantren ini. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah ikut aktif berperan di dalam berkhidmat kepada lembaga, yang sesungguhnya adalah bukan milik kami melainkan milik Allah SWT dan Rasulullah SAW. Kami semua adalah merupakan khaddam yang kebetulan ditugasi oleh Allah SWT dalam menjaga, mengawasi, membina dan mengembangkan lembaga ini dengan segala visi dan misinya, yaitu menyelenggarakan pendidikan bagi putra-putri masyarakat untuk menempuh hidup bahagia, sejahtera di dunia maupun di akhirat dengan meluruskan, memantapkan, menyatukan hati kepada Allah SWT dalam melaksanakan ibadah dan mengabdi kepada-Nya sesuai dengan aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah serta memperbaiki pengamalan akhlakul karimah baik dalam pribadi masing-masing maupun di kalangan keluarga dan masyarakatnya sesuai dengan kemampuannya.


Semoga amal bakti yang penuh ikhlas dari semua pihak diterima oleh Allah SWT dan bernilai ibadah yang dapat ditemukan sejak di dalam kubur nanti sampai ketika menghadap Allah SWT. Amin…. Tidak lupa saya secara pribadi menyampaikan selamat bermusyawarah dan berpleno dengan harapan semoga dapat mencerahkan hati dan fikiran serta pemikiran kita kepada hal-hal yang akan membawa lembaga ini ke arah yang lebih cerah, lebih sukses dan lebih diridhai oleh Allah SWT.


Sebetulnya kepatuhan dan ketaatan kita semua atau dengan kata lain kedisiplinan kita dalam melaksanakan tugas adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Ulil Amri, yang oleh Ulama’ Ulil Amri ini ditafsiri al-Fuqaha’ wal ulama’. Apabila itu semuanya berarti ketaatan kepada Allah sesuai dengan perintah-Nya tadi sudah pasti bernilai ibadah yang akan diberi pahala sesuai dengan tingkat nilai masing-masing. Tapi apabila yang terjadi adalah sebaliknya, yakni; tidak taat, tidak amanah, tidak giat, tidak istiqamah dan tidak ikhlas dengan kata lain tidak disiplin, maka sulitlah mengharapkan pahala bahkan bisa saja mendapatkan sebaliknya pahala, yaitu dosa bahkan murka dari Allah SWT. Na’udzu billahi min dzalik.

Saudara-saudara sekalian.
Pada umumnya, pondok pesantren, titik kelemahannya yang paling krusial adalah terletak pada:
a. Kelemahan wawasan pengetahuan umum sehingga kurang dapat mengejawantahkan apa yang didapat dari pelajaran agama.
b. Lemahnya skill atau keterampilan yang termasuk akibat dari kurang menghiraukan wawasan pengetahuan umum tersebut.
c. Secara umum di pondok pesantren sangat lemah di bidang managemennya.

Maka oleh karena itu, saya menyarankan pleno ini membahas hal-hal tersebut di atas, bagaimana agar bisa tumbuh kader-kader yang berwawasan luas, disiplin, istiqamah (amanah), professional (fathonah). Bila perlu agar didatangkan pengursus-pengursus khusus bidang managemen, administrasi pendidikan, administrasi dan managemen pesantren (bidang kesekretariatan, bidang kebendaharaan, dan bidang audit (akunting), serta hal-hal lain yang dianggap penting. Dan secara praktis saya juga menyarankan agar di bidang keuangan ada sentralisasi dari semua sektor yang ada di pondok pesantren atau di bidang-bidang usaha pondok pesantren, seperti; syahriyah santri, dapur umum, sumbangan-sumbangan asrama, koperasi pesantren, dana-dana mahasiswa, bantuan-bantuan dari kementerian, bantuan masyarakat dan sebagainya, semuanya harus bisa dimonitoring langsung oleh akunting yang berkeahlian, kalau bisa milik pesantren sendiri. Dengan cara disatukan dan disentralkan dengan kata lain dijamaahkan, maka akan timbul barokah, sebagaimana dicerminkan di dalam hadits Rasulullah SWT


عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّ يَدَ اللهِ فَوْقَ الْجَمَاعَةِ
Wajiblah bagi kalian berkelompok, berjamaah, menyatu, karena kekuasaan (keberkahan) Allah adalah di atas jamaah.

Suatu contoh; ketika saya mondok, saya memasak sendirian, menakar beras 2 cangkir, ternyata tidak dapat mengenyangkan (memuaskan). Ketika berkelompok dengan 1 cangkir 8 orang/8 cangkir tidak habis dimakan, ini adalah kenyataan dan bukti dari kebenaran hadits tersebut. Tentang managemen atau dengan kata lain terorganisir dan teratur dengan rapi telah disebutkan di dalam atsar Sayyidina Ali KarromAllahu wajhah;


كَثِيْرٌ بِلاِ نِظَامٍ قَدْ يَغْلِبُهُ قَلِيْلٌ بِنِظَامٍ
Artinya; Banyak tapi tidak terorganisir dengan rapi (tidak termanag dengan baik) terkadang dapat dikalahkan oleh yang sedikit tapi terorganisir/teratur dengan managemennya.

Kemudian di zaman Rasulullah SAW tidak perlu ditanyakan tentang managemen itu, karena sudah terdapat sifat Fathonahnya Rasul dan professional baginda Rasulullah SAW karena tidak mungkin orang yang professional lalu tidak ahli managemen, terbukti pada perang Badar, dimana sardadu Rasulullah hanya 313 (ahli badar) dengan terorganisir yang rapi dan dengan keahlian Rasulullah memimpin pasukannya dapat mengalahkan 1070 kaum kafir dari Makkah. Bukti yang lain; ketika 8 orang Persia memata-matai Madinah, dengan membawa tugas dari Kaisar Persia, karena mereka keheranan tentang cepat kuatnya pemerintahan di Madinah yang menyebar luas kemana-mana, juga tentang cepat meluasnya pengaruh dari Rasulullah SAW bahkan juga tentang sangat patuhnya dan cintanya para sahabat kepada baginda walaupun baginda bukan orang yang kaya raya, apalagi pemerintahan yang otoriter. Mereka menyamar sebagai orang Arab, yang berbelanja ke Madinah, lalu mendatangi pasar dimana mereka sangat aneh melihat tatanan pasar yang begitu rapi walaupun sangat sederhana dimana untuk tekstil misalnya, ada pada deretan khusus, untuk bahan makanan ada pada deretan khusus, sayur-mayur, lauk pauk ada pada deretan sendiri, dan sangat bersih. Mereka memasuki pasar dengan sangat keheranan, walaupun sangat sederhana, sembari mereka mengeluarkan perkataan yang mungkin mereka tidak merasa “ sungguh pintar Muhammad ini memimpin pemerintahan”. Lalu mereka masuk ke sebuah toko kain, seraya bertanya; “ berapa harga kain ini pak ?”. dijawab oleh pemiliknya: “Saya belinya 10 real, tapi saya jual 11 real, saya untung 1 real”. Semakin merasa aneh mereka setelah melihat keterbukaan penduduk Madinah itu, kemudian pemilik toko berkata : “Tapi tolong bapak jangan beli disini, belilah di toko sebelah ini, dia mulai pagi belum laku sama sekali dan barangnya sama dan itu saudara kita”. Semakin keheranan mereka itu melihat betapa Rasulullah bisa menanamkan rasa persaudaraan di kalangan shahabatnya. Berbarengan dengan itu Allah SWT memberi hidayah kepada 8 orang Persia ini, lalu mereka masuk Islam dan tidak kembali ke negerinya.

Kemudian pada akhir sambutan ini saya ingin memesan kepada teman-teman pengurus yayasan dan pengurus pesantren hal-hal sebagai berikut:

  1. Di dalam mengembangkan dan memajukan pesantren ini, dan mungkin cabang-cabang atau dan rantingnya, agar selalu berpegang kepada qaidah;

المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
Yaitu, melestarikan dan menjaga/merawat sistem lama yang sudah baik dan mengambil yang baru (modern) yang lebih luas manfaatnya.

Di dalam hal ini, tentunya harus selalu menjaga aqidah ahli sunnah wal jamaah dan akhlaqul karimah dalam cara berprilaku, berpakaian, berkata, bergaul dan lain sebagainya.

  1. Agar diinventarisir dengan cermat santri yang memiliki potensi (kecerdasan otak, amanah, istiqomah, ikhlas, disiplin serta memiliki etos kerja yang tinggi) untuk dijadikan kader pilihan bagi meneruskan risalah Rasulullah SAW terutama di dalam menopang kepentingan lembaga di sini.
  2. Agar diupayakan inventarisasi dari pada alumni-alumni pondok pesantren ini sejak tahun yang masih bisa dilacak, dan bagi mereka yang keluar dengan baik dari pesantren ini diberikan tanda anggota disamping apabila mereka memiliki lembaga walaupun sangat kecil diberi juga perhatian khusus dari yayasan ini di dalam mendukung kehidupan dan perkembangannya.
  3. Hendaknya bidang-bidang tertentu dari yayasan ini, seperti bidang dakwah, bidang penggalian dana, tidak selalu menunggu bola untuk melaksanakan tugasnya, tetapi harus dibina kreatifitas untuk mengejar bola ke pelosok-pelosok Jawa dan luar Jawa, dibina hubungan khusus dengan instansi terkait agar supaya keberadaan kegiatan itu menjadi legal dan bantuan-bantuan menjadi lancar.

Yang paling terpenting di samping hal-hal tersebut di atas, adalah kekompakan atau kesinergian di dalam bekerja, karena organisasi itu ibarat satu tubuh yang tidak akan mencapai keberhasilan apa-apa, apabila tangan kanan mau tapi tangan kiri tidak mau, karena akan diganggu oleh dirinya sendiri. Dan yang namanya orang ikhlas adalah menyenangi keberhasilan yang diperoleh oleh teman yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama, seorang yang ikhlas dengan sungguh-sungguh akan ditakuti oleh iblis sekalipun apalagi hanya anak buahnya. Sesuai apa yang dijelaskan oleh Allah SWT dalan ayat-Nya;

لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Niscaya saya (iblis) betul-betul akan menggoda keturunan Adam itu secara keseluruhan (akan diajak ke neraka) kecuali (saya tidak mampu) hamba-hamba Allah yang dibuat ikhlas oleh Engkau ya Allah.

Demikian sambutan saya akhiri dengan ucapan :

وبالله التوفيق والهداية والعناية ، والله الموفق الى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Leave a Reply